Tidak diragukan lagi bahwa kereta api menjadi salah satu transportasi favorit masyarakat dalam bepergian.
Maka tak heran jika stasiun yang menjadi tempat pemberangkatan dan pemberhentiannya nyaris dibuat ramai setiap saat.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut daftar stasiun tersibuk di Indonesia: 1.
Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan Pada peringkat pertama stasiun tersibuk adalah Stasiun Manggarai yang terletak di Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Kepadatan stasiun ini bahkan diakui oleh Presiden Joko Widodo sendiri.
“Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun dengan lalu lintas kereta api tersibuk di Indonesia, yang setiap harinya melayani pemberhentian KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Tanah Abang, dan Bekasi dengan jadwal dan penumpang yang sangat padat” ucap Jokowi sebagaimana dilansir dari laman Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Jokowi juga mengungkapkan sejumlah manfaat dengan dikembangkannya Stasiun Manggarai, diantaranya untuk: meningkatkan frekuensi dan headway perjalanan kereta api, meningkatkan aksesibilitas masyarakat dari Jakarta ke kota penyangga (Bodetabek) dan sebaliknya.
Selain itu, akan menambah layanan kereta api bandara dari dan menuju Bandara Soekarno Hatta, dan mengintegrasikan berbagai moda transportasi umum lainnya seperti: Transjakarta, ojek online, bajaj dan lain-lain.
Pembangunan Stasiun Manggarai dimulai tahun 1914 yang dipimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir.
J.
Van Gendt.
Selain stasiun dibangun pula balai yasa dan rumah-rumah dinas pegawai kereta api.
Kemudian pada 1 Mei 1918 Stasiun Manggarai diresmikan.
Tepat pada ulang tahun ke-50 Staatssporwegen atau SS yang menguasai jaringan kereta api di Jakarta, perusahaan ini mengoperasikan kereta listrik pertama kali dengan lintas Jakarta-Tanjung Priuk.
SS melanjutkan proyek elektrifikasi sampai Stasiun Manggarai yang rampung pada 1 Mei 1927.
Stasiun Manggarai mempunyai nilai historis yang tinggi.
Stasiun ini merupakan stasiun awal keberangkatan pemindahan ibukota sementara ke Yogyakrta pada 4 Januari 1946.
Segala persiapan rahasia untuk perjalanan Presiden dan Wakil Presiden pun dilaksanakan di stasiun ini.
Sang Panglima Besar Jenderal Soedirman pun pernah singgah di Stasiun Manggarai dalam rangka menghadiri perundingan gencatan senjata di Jakarta.
Kedatangan Sang Panglima dan rombongan di Stasiun Manggarai pada 1 November 1946 disambut sorak sorai rakyat Indonesia.
Saat ini Stasiun Manggarai menjadi stasiun dengan lalu lintas kereta api tersibuk di Indonesia.
Stasiun ini melayani perhentian KRL Commuter Line tujuan Jakarta Kota, Bogor, Tanah Abang, dan Bekasi.
Stasiun ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
2.
Stasiun Kejaksan, Cirebon Stasiun Kejaksan yang terletak di Cirebon juga termasuk salah satu stasiun bersejarah.
Mengutip dari heritage.kai.id, Stasiun Cirebon terletak di Kecamatan Kejaksan, kota Cirebon.
Posisi stasiun di Daerah Operasi (DAOP) III Cirebon ini termasuk strategis karena berada tidak jauh dari persimpangan dua jalur yaitu menuju Purwokerto-Kroya dan jalur utara ke arah Semarang.
Sebagai stasiun besar, semua kereta api kelas komersial (bisnis-eksekutif) berhenti di stasiun ini.
Stasiun Cirebon merupakan tipe stasiun satu muka, di mana posisi emplasemen sejajar dengan bangunan stasiun.
Keberadaan kereta api di Karesidenan Cirebon erat kaitannya dengan manjamurnya pabrik gula di sepanjang pantai utara Jawa dari Semarang hingga Cirebon.
Pengangkutan menggunakan sarana transportasi tradisional berupa pedati sudah tidak mampu lagi untuk mengangkut hasil produksi yang semakin meningkat.
Pada tanggal 3 Juni 1912, SS meresmikan operasional lintas kereta api Cikampek-Cirebon sepanjang 137 km.
Bersamaan itu pula SS membuka untuk umum Stasiun Cirebon.
Saat ini Stasiun Cirebon merupakan Stasiun Besar A yang ramai dikunjung penumpang guna bepergian ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja maupun Surabaya.
Stasiun yang berada di ketinggian lebih dari 4 mdpl ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
3.
Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur Pada 31 Maret 1887, Perusahaan kereta api swasta Bataviaasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM) meresmikan Stasiun Meester Cornelis bersamaan pembukaan jaringan kereta api Batavia (Jakarta)-Meester Cornelis (Jatinegara)-Bekasi.
Karena menghadapi masalah keuangan, pada tahun 1889 jaringan kereta Batavia-Bekasi dibeli oleh perusahaan kereta api negara SS.
Pada tahun 1909, SS membangun sebuah stasiun baru yang letaknya sekitar 600 meter arah ke timur Stasiun Meester Cornelis eks BOSM.
Pembangunan stasiun baru tersebut diberitakan surat kabar Het Niews van den Dag voor Nederlandsch Indie edisi 11 Oktober 1909.
Kepala Eksploitasi Westerlijnen (lintas barat) SS mengumumkan bahwa Stasiun Meester Cornelis baru dibuka sementara khusus untuk penumpang, koper, dan pengiriman barang pada 15 Oktober 1909.
Sementara itu, stasiun lama akan tetap digunakan untuk lalu lintas barang.
Singkat cerita, ketika pendudukan Jepang, penamaan wilayah Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara.
Ada beberapa pendapat terkait nama Jatinegara.
Pertama, karena di daerah tersebut terdapat banyak hutan jati.
Kedua, Jatinegara mengacu kepada “negara sejati” yang dipopulerkan oleh Pangeran Jayakarta.
Perubahan nama tersebut pun berdampak terhadap perubahan nama stasiun menjadi Stasiun Jatinegara.
Pada tahun 1983 dilakukan rehabilitasi persinyalan di Stasiun Jatinegara.
Sedang pekerjaan rehabilitasi jalur rel di Jatinegara dilaksanakan tahun 1987.
Kini, Stasiun Jatinegara telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang terdaftar di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 4.
Stasiun Pasar Turi, Surabaya Stasiun Surabaya Pasar Turi merupakan stasiun kereta api yang berada di Kota Surabaya.
Stasiun ini merupakan tempat keberangkatan utama semua kereta api dari kota Surabaya yang melewati jalur Pantura seperti Surabaya-Bojonegoro-Cepu-Semarang-Cirebon-Jakarta.
Sedangkan kereta api jalur selatan maupun timur dari kota Surabaya diberangkatkan dari Stasiun Surabaya Gubeng.
Nama “Pasar Turi” diperoleh karena dahulu di sekitar stasiun ini terdapat sebuah pasar yang kebanyakan pedagangnya adalah pedagang bunga turi yang biasa dijadikan ‘lalapan’ sambel pecel.
Ke arah timur dari stasiun ini terdapat pusat grosir yang menjual aneka ragam barang.
Dibawah pusat grosir inilah, jalur kereta api muncul sebelum melintasi Jalan Dupak.
5.
Stasiun Tugu, Yogyakarta Menurut situs Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Stasiun Tugu terletak di sisi barat jalan poros Keraton-Tugu Pal Putih atau berada di sebelah barat Stasiun Lempuyangan.
Hingga kini, Stasiun Tugu merupakan stasiun utama di Kota Gudeg tersebut.
Keberadaan bangunan itu sekaligus menjadi landmark atau penanda kawasan yang menonjol.
Stasiun Tugu sudah berumur ratusan tahun karena bangunan stasiun ini sudah didirikan sejak zaman penjajahan kolonial Belanda seiring dengan berkembangnya alat transportasi kereta api di Jawa.
Stasiun Tugu kini telah menjadi stasiun besar dengan enam jalur kereta yang melayani kereta kelas bisnis dan eksekutif untuk berbagai kota tujuan di Pulau Jawa.
Namun untuk jalur ke kota Semarang via Magelang justru sudah tidak beroperasi.
Oleh karena itu, stasiun ini dapat dikategorikan sebagai bangunan yang masih terus difungsikan sebagaimana peruntukan awalnya alias living monument.
DANAR TRIVASYA FIKRI Pilihan Editor: Bisa Dipesan H-45, Ini Tips Beli Tiket Kereta Mudik Lebaran 2023