BRIN Sebut 5 Tantangan Indonesia dalam Ketahanan Pangan, Apa Saja?

Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marsudi Wahyu Kisworo menyebutkan lima tantangan Indonesia dalam hal ketahanan pangan berupa perubahan iklim, pandemi, geopolitik, pertumbuhan penduduk, serta regenerasi petani dan nelayan.

Dalam hal perubahan iklim, yang menjadi tantangan adalah jika sebelumnya para petani bergantung pada cuaca untuk menanam padi, tetapi sekarang hal tersebut tidak bisa lagi menjadi tolak ukur.

Megawati Mengaku Pernah Jengkel Kinerja PNS, Bagaimana Ukuran Penilaian Kerja PNS? “Saat ini musim hujan sudah tidak teratur.

Dampaknya, petani kerap mengalami kerugian karena padi yang ditanamnya kebanjiran atau bahkan kekeringan karena tidak ada air,” ujar Marsudi dalam Forum Group Discussion Geliat Ketahanan Pangan Indonesia 2023 yang diselenggarakan oleh Panen News, Senin, 27 Februari 2023.

Tantangan yang kedua adalah pandemi.

Dia menjelaskan hampir tiga tahun Indonesia dihantam pandemi Covid-19 dan hal ini cukup terasa melumpuhkan perekonomian.

Pasalnya masyarakat tidak bisa bergerak keluar rumah sehingga berdampak pada menurunnya ketahanan pangan.

Kemudian, geopolitik perang antara Rusia-Ukraina juga menjadi tantangan bagi ketahanan pangan Indonesia.

“Beberapa negara lain juga terdampak langsung atas perang tersebut.

Indonesia sebenarnya juga terdampak, tapi masih bisa ditambal,” ucap Marsudi.

Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Ekonom: Sektor Pertanian Rentan Menjadi Bancakan Pertumbuhan penduduk juga menjadi tantangan bagi ketahanan pangan Indonesia.

Dari data BRIN menunjukkan setiap tahunnya lahan pertanian berkurang hingga 100 hektar persegi, “Lahan untuk pertanian berkurang sementara naluri mahluk hidup untuk berkembang terus berjalan.

Hal ini tentu menjadi masalah yang harus ditemukan solusinya,” tuturnya.

Tantangan yang terakhir, kata Marsudi, adalah minimnya regenerasi petani dan nelayan.

“Ini menjadi masalah utama yang terus dilakukan solusinya.

Salah satunya adalah bagaimana menarik kelompok milenial untuk mau terjun menjadi petani.” Konsultan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Nukila Evianty, menuturkan ada banyak cara untuk menghadapi tantangan soal ketahanan pangan.

Salah satunya dengan pemberdayaan para petani Indonesia.

“Petani di Indonesia itu tidak sejahtera.

Bahkan petani juga tidak ingin anaknya menjadi petani.

Keadaan ini cukup miris, karena apa yang kita makan dari petani.

Namun kenyataannya, bertani bukan pekerjaan yang banyak diminati,” tutur Nukila pada kesempatan sama.

Pilihan Editor: UU PPSK, OJK Buat Ketentuan Spin-off Unit Usaha Syariah Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan